Pembangkit Semangat Etos Kerja

Motivasi Kerja Untuk Crew Koran Duta Al-Sighor.
     
Demi mendorong kinerja dari pada crew koran Duta Al-Sighor, pimpinan redaksi koran Duta Al-Sighor, Ust. Tajuddin mendesain sebuah seragam untuk para crew koran Duta Al-Sighor. Hal ini bertujuan supaya semua crew bisa semangat dalam mengabdikan dirinya di dalam organisasi koran Duta Al-Sighor yang notabenenya tiada upah yang didapatkan melainkan pahala yang banyak untuk mereka kelak.
    
Alhamdulillah pada tanggal 4 oktober 2016 seragam sudah selesai dan dapat diambil di pusat grosir surabaya (PGS). Biaya perseragamnya adalah Rp. 85.000 dan biaya tersebut sudah mencangkup dari pada 3 buah bordir, depan 2 buah dan belakang 1 buah.
    
Proses penyelesaiannya tergolong cepat, hanya butuh sekitar 1 mingguan seragam sudah selesai sehingga lebih cepat lebih baik supaya koran Duta Al-Sighor bisa berjalan dengan maksimal karna dari dulu sejak awal (2016) crew koran Duta Al-Sighor hanya menunggu kapan jadinya seragam yang dapat membuat mereka kelihatan lebih resmi. 


Pahlawan dari Hutan (Cerpen)

Pahlawan dari Hutan (Cerpen)

Cerpen kiriman dari Dusen (Duta Senior) cabang Marhalah Asy-Syafi'i.

Pada suatu hari ada sepasang suami istri yang bernama pak paijo dan bu inem yang tinggal di tengah-tengah hutan. Mereka  hidup di gubuk yang sederhana. Mereka sangat menginginkan anak, akan tetapi sampai mereka tua tetap tidak mempunyai anak. Mereka terus-menerus berdoa sepanjang malam. Akhirnya tidak lama kemudian terdengar suara tangisan bayi yang sangat kencang. Suara itu berasal dari belakang rumah mereka.
    
Pak paijo dan bu inem pun bergegas untuk menghampiri asal suara tersebut. Sesampainya di sana, terlihat ada seorang bayi laki-laki yang sangat tampan. Pak paijo pun langsung mengambil bayi laki-laki tersebut sedangkan bu inem menangis bahagia. Akhirnya setelah menunggu sekian lama, doa mereka dikabulka oleh tuhan yang mana esa.
    
Pak paijo dan bu inem langsung membawa bayi laki-laki tersebut ke gubuk mereka yang telah mereka tinggali bertahun-tahun. Setelah beberapa hari kemudian, pak paijo memberi nama bayi laki-laki tersebut dengan nama dede yang diambil dari bahasa orang sana yang artinya adalah temuan.
    
10 tahun kemudian, dede semakin tumbuh besar dan tubuhnya menjadi gagah perkasa. Pak paijo dan bu inem melihat dede yang sedang bermain dengan teman-teman hewannya di hutan seperti monyet, ayam jago, macan dan singa. Dede pun belajar beladiri kepada monyet dan ayam jago. Belajar lari cepat dari macan dan melatih sifat berani dari singa. Dede pun menjadi manusia yang sangat kuat berkat didikan teman-teman hewannya.
    
Pak paijo dan bu inem pun memberi nasehat kepada anaknya dede, “Nak, kamu itu sudah dewasa, apakah kamu tidak ke kota untuk mencari keluarga aslimu?” kata bu inem, “tidak bu lebih baik aku di sini menjaga ibu dan bapak” jawab dede, “ bapak dan ibu tidak usah kamu khawatirkan nak, lebih baik dirimu yang harus kamu perhatikan, kamu harus pergi ke kota untuk menjalani hidup yang baru”, balas pak paijo.
    
Dede pun berfikir dan bertanya kepada teman-teman hewannya. “Hai teman-temanku, apakah aku ini harus pergi ke kota untuk menjalani hidup baru?”, kata dede. “Harus dede, kamu harus pergi ke kota, kamu tidak usah khawatir kepada bapak dan ibumu, mereka akan kami jaga sekuat tenaga”, jawab monyet. Setelah mendengarkan hal itu, akhirnya dede yakin untuk pergi ke kota. Ke esokan harinya dede berpamitan dan juga meminta doa kepada ibu dan bapaknya, dan tidak lupa kepada teman-teman hewannya agar kehidupannya tentram.
    
Sesampainya di kota, dede merasa bingung karna di hutan tidak sebagus kota yang ditempati dede sekarang. Tidak lama kemudian dede mendengar suara meminta tolong. Akhirnya dede pun menghampiri asal suara tersebut dan ternyata di situ sedang terjadi perampokan di rumah bapak presiden jokowi dodo. Dede pu langsung menghajar para perampok tersebut dengan kekuatan yang ia miliki. Akhirnya perampok tersebut ka’o dan ditangkap oleh kepolisian negara.
    
Pak jokowi pun kagum melihat keberanian dede menghajar para perampok tersebut dan tidak lama kemudian pak jokowi langsung memberi jabatan yang sangat dikagumi oleh rakyat indonesia yaitu super dede.

Perbarui Persenjataan untuk Kebersihan yang Lebih Baik

Bagaikan perang, menjaga kebersihan pun butuh perjuangan yang lebih.

Jangan pernah menganggap remeh menjaga kebersihan, apalagi itu di pondok yang notabenenya para santrinya berlatar-belakang yang berbeda. Ada yang suka membuang sampah pada tempat maupun sebaliknya, ada yang cinta bersih mauoun sebaliknya dan lain sebagainya.
   
Departemen kebersihan adalah yang bertanggung jawab atas kebersihan di pondok ini. Seperti halnya departemen-departemen yang lainnya, departemen kebersihan pun mempunyai kendala yang sama beratnya yakni membiasakan para santri bagaimana caranya dapat menjaga kebersihan. Tidak mudah memang, dengan pengurus kebersihan yang dapat dihitung dengan jari melawan ribuan santri. Sulitkan?
    
Marhalah Al-sighor yang tidak mendapatkan jatah tempat sampah baru dari departemen kebersihan pusat begitu juga dengan marhalah-marhalah lainnya telah membeli 6 buah tempat sampah baru untuk menggantikan tempat sampah lama yang sudah tidak layak pakai. 1 perbuahnya adalah sekitar 70 ribuan sehingga tinggal dikalikan 6 saja berapa?
    
Dengan adanya tempat sampah baru ini yang mana masih dalam tahap penyepetan (tanda) di kantor marhalah Al-Sighor diharapkan bisa memaksimalkan dalam hal menampung sampah-sampah kamar sebelum akhirnya diangkut ke dalam gerobak sampah untuk dibuang ke tempat pembuangan sampah di belakang pondok putri.
    
Harapan dari departemen kebersihan pastinya semoga tempat sampah baru ini bisa awet nantinya dan dapat memaksimalkan dari pada kinerja pengurus kebersihan di marhalah Al-Sighor. (tj).


Jatah Makan Spesial

1 nasi bungkus untuk semua.

Pernikahan Gus Naim dengan Neng Khodijah berjalan dengan meriah, semuanya saling bahu-membahu mengsukseskan acara pernikahan ini, begitu juga dengan para santri, saat acara pernikahan berlangsung mereka dilarang berkeliaran di luar kamar dan wajib menggunakan baju ataupun kemeja yang sopan. Bukan itu saja, untuk urusan makan pun para santri mendapatkan perhatian khusus supaya nantinya saat makan (siang) para santri tidak antri seperti biasanya sehingga dapat mengganggu berjalannya acara pernikahan ini. 

Para santri mendapatkan jatah 1 nasi bungkus yang mana harus diambil oleh perwakilan anak kamarnya karna tidak ada yang mengantarkan. Hal ini sungguh spesial karna para santri tidak usah mengantri lagi untuk makan siangnya, tapi disayangkan hal ini hanya berlaku saat acara pernikahan berlangsung saja dan untuk seterusnya berjalan seperti biasanya, yakni antri rek!, suatu adat istiadat para santri sejak dulu kala sampai sekarang. (tj).

 

 

Dekor Panggung Marhalah Al-Sighor

Kebanggaan tersendiri bagi marhalah Al-Sighor khsususnya si pembuat

     Kemarin (01/10/16) saat acara berlangsungnya pernikahan antara Gus Naim dengan Neng Khodijah berjalan seperti halnya pernikahan pada umumnya, cuma saja ada 1 properti dalam pernikahan tersebut  yang membuat Al-faqir gaga; fokus kepada properti yang lain, yakni dekor panggung yang digunakan. Dekor panggung tersebut serasa tidak asing di dalam pikiran Al-faqir karna perasaan Al-faqir pernah melihat dan bahkan pernah membantu si pembuat dekor panggung ini. Dan memang betul karna dekor panggung ini adalah milik marhalah Al-Sighor yang dipinjam bagian dekdor acara pernikahan Gus Naim dengan Neng Khodijah. Dekor ini dibuat oleh pengurus harian tahun 2015-2016 khususnya Ust. Ismael (kamar UBA sekarang) untuk digunakan dalam acara “malam perpisahan santri” pada akhir tahun kemarin. Seperti yang dilansir kemarin (01/10) sebelum acara pernikahan dimulai, beliau sangat senang dan bangga karna dekor panggung buatannya bisa digunakan pada acara pernikahan Gus Naim dengan Neng Khodijah. (tj).

Back To Top