Melirik Keseharian Santri Komplek Al-Sighor Dalam Kurun Waktu Setengah Tahun

Prosentase Keseharian Santri Al-Sighor


Pada umumnya, para santri di pondok pesantren mambaus sholihin mengisi waktu luangnya dengan tidur belajar buku-buku maupun kitab-kitab yang menjadi bahan belajar di sekolah formal maupun non formal, akan tetapi suasana belajar tersebut hanya terjadi saat ujian saja. Bagaimana tidak? Disaat masa-masa ujian mereka semua bergotong-royong belajar bersama, entah itu di mushollah, kamar,  kamar mandi maupun di tempat-tempat lainnya. Ada yang belajar bersama wali kelasnya, pengurus kamarnya, kakak-kakak'annya dan lain sebagainya. Tapi ingat hal tersebut hanya terjadi saat musim hujan  ujian.

Memang kelihatan miris sekali, dimana tempat kita berada pada saat ini adalah tempatnya ilmu-ilmu terutama ilmu agama, tapi mana usaha kita untuk mendapatkannya? Seolah-olah kita itu mau mati karna kelaparan, padahal disamping kita ada banyak sekali rumput makanan. Seperti itulah perumpamaan yang sesuai dengan kondisi kita saat ini.

Khususnya untuk arek-arek Al-Sighor yang nota-benenya adalah santri baru dari berbagai-macam
latar belakang yang mana tidak semua dari mereka pernah mengenyam ilmu-limu agama. Oleh karna itu tingkat keilmuan mereka pun berbeda-beda sehingga hal ini-lah yang menjadi PR besar bagi komplek Al-Sighor untuk bisa mengatasi tingkat keilmuan yang berbeda-beda ini.

Oleh karna itu di komplek Al-Sighor ada kegiatan yang namanya Tikror, ngaji Shubuh dan lain sebagainya yang mana semua kegiatan tersebut untuk membantu para santri Al-Sighor mengejar ketertinggalan kereta mereka dalam bidang keilmuan tersebut.

permasalahan-permasalahan diatas dapat disimpulkan bahwasanya arek-arek Al-Sighor sangat membutuhkan bimbingan ekstra dalam bidang keilmuan sehingga otomatis para pengurus kamar dan pengurus harian harus berjuang lebih keras sehingga permasalah tersebut bisa terselesaikan.

Dalam kurun waktu setengah tahun ini, komplek Al-Sighor telah berhasil memprosentasekan keseharian arek-arek Al-Sighor sebagai berikut, untuk masalah belajar meski telah dikondisionalkan, arek-arek AL-Sighor masih tetap saja ada yang tidur sehingga nilai prosentasenya adalah 10%, untuk
masalah waktu menganggur nilai prosentasenya adalah 15%, untuk masalah waktu bergurau/bermain nilai prosentasenya adalah 25% dan terakhir adalah tidur yang mana dari belajar, menganggur dan bergurau/bermain pasti masih ada saja santri yang sempat untuk tidur sehingga hal tersebut memperngaruhi nilai prosentasenya menjadi 50%.

Setelah melihat hasil prosesntase yang telah dibuat, komplek Al-Sighor hanya ber-khusnu dzon saja mungkin anak-anak masih dalam proses pengkrasanan, kami (pengurus harian) masih optimis perkembangan anak-anak untuk selanjutnya masih bisa mandek meningkat dengan adanya stimulus yang dinanti-nantikan ini yakni nggak liburan dan juga yang pasti semangat-semangat para pengurus juga akan kembali full setelah liburan selesai. Maka siap-siaplah untuk pengobraan yang lebih dasyat oleh (sensor) setelah liburan pondok, waspadalah waspadalah !!!


Back To Top