Sekilas Juara 1 SFC


Sudah hampir 3 mingguan setelah perlombaan SFC (Sighor Friendship Cup) selesai yang ada 2 kategori, yakni tingkat santri dan tingkat pengurus. 

Perlombaan SFC ini berhasil dijuarai oleh kamar Ali (tingkat santri) dan Ubk (tingkat pengurus), rencananya Duta Al-Sighor ingin sekali meliput perlobaan SFC ini, apa daya tangan tak sampai, mungkin pepatah itu yang dapat mewakili kondisi Duta Al-Sighor waktu itu, yang mana crew-crewnya belum terbentuk dikarnakan ada sedikit miss-comunication antara pengurus kamar dengan pimpinan redaksi Duta Al-sighor.

Kamar Ali yang kala itu memenangkan perlombaan tingkat santri merasa sangat senang sekali bagaimana tidak, sejak tahun kemarin kamar Ali dapat menjuarai perlombaan yang serupa, bisa dibayangkan mereka berhasil mempertahankan stempel juara 1 dari kamar-kamar lainnya. Hal ini tidak telepas dari dukungan para pengurus kamar dan terutama para supporter mereka gabungan dengan kamar Ali dan Kamar Rqj. Bagi para pemain tingkat santri kamar Ali yang terpenting adalah selalu bersikap Sportif, pantang menyerah dan semangat. Hal tersebut terbukti meski lapangan yang panas membara menggosongkan kaki-kaki, mereka tetap pada pegangan mereka sehingga akhirnya dapat memenangkan perlombaan SFC dengan gelar juara 1. 

Sedangkan untuk kamar UBK, ini adalah kemenangan pedana mereka dalam tingkat pengurus karna pada tahun kemarin perlombaan SFC ini gabungan antara pengurus kamar dengan anak kamarnya.

Ust. Nasta'in yang mana menjadi salah satu amunisi dalam tim tingkat pengurus kamar UBK, merasa sangat senang sekali karna bisa membawa kamarnya menjadi juara 1 dalam perlombaan SFC tersebut. Beliau setiap mau bertanding selalu berpegang teguh terhadap perkataan beliau yang berbunyi, “ Pertandingan apapun  tidak ada bedanya, yang terpenting kita mau berusaha untuk menjadi yang terbaik”. Meski diawal perlombaan Ust. Nasta'in merasa masih ragu-ragu untuk melawan tim-tim besar pengurus lainnya seperti  Tim tingkat pengurus kamar UBK, merasa sangat senang sekali karna bisa membawa kamarnya menjadi juara 1 dalam perlombaan SFC tersebut. Beliau setiap mau bertanding selalu berpegang teguh terhadap perkataan beliau yang berbunyi, “ Pertandingan apapun  tidak ada bedanya, yang terpenting kita mau berusaha untuk menjadi yang terbaik”. Meski diawal perlombaan Ust. Nasta'in merasa masih ragu-ragu untuk melawan tim-tim besar pengurus lainnya seperti tim dari kamar Junaidi dan tim dari kamar Bahauddin , akan tetapi setelah melihat rekan-rekan setimnya malah Akhirnya beliaupun ikut semangat.

Dokumentasi Final SFC
 








Pelatihan Drumband

Kegiatan yang mendukung bakat santri marhalah Al-Sighor dalam bisang musik

Untuk mengasah bakat dan keterampilan santri-santri komplek Al-Sighor dalam bidang seni musik, maka pada jumat lalu (04/12) tepatnya setelah beberapa saat setelah kegiatan ro'an selesai, santri-santri yang sebelumnya telah dipilih oleh ketua komplek Al-Sighor memulai pelatihan drumband di kantor Al-Sighor yang dibimbing langsung oleh ketua komplek sendiri. 

Pelatihan drumband ini telah berjalan sudah 3 kali dan hasilnya sudah lumayan melihat kapasitas pelatihnya (ketua komplek Al-Sighor) yang masih awam dalam bidang ke-drumband-an tersebut.

Kendala yang muncul disaat pelaksanakan pelatihan drumband berlangsung adalah adanya salah satu personal drumband yang disambang oleh orangtuanya, sehingga otomatis pelatihan drumband tidak bisa dilanjutkan karna tidak lengkapnya personal drumband dan akhirnya buyar. 

Kronologi Hilangnya Santri Berinisial M.A.M



Kemarin (05/12) Ust. Alamul Huda (ketua komplek Al-Sighor) diberitahu oleh Ust. Abdur Rozaq (wali kelas VII E) bahwa ada anak didiknya kelas VII E yang berinisial M.A.M dari Surabaya yang nyelimput dan dinyatakan hilang oleh kedua orangtuanya dikarenakan setelah diperiksa di rumah dan rumah-rumah kerabatnya, keberadaannya masih belum ditemukan.

Dilain sisi, Ust. Abdur Rozaq telah menerima beberapa laporan tentang M.A.M dari teman-teman kelas dan kamarnya perihal kronologi nyelimput dan menghilangnya M.A.M, sehingga Ust. Abdur Rozaq dapat menyimpulkan  kronologinya sebagai berikut.

Pada hari Ahad-Senin santri yang berinisial M.A.M nyelimput ke Bojonegoro dengan temannya anak kamar Bahauddin An-Naqsabandi. Sebelum nyelimput tasnya dibawakan oleh temannya anak kampung yang bermukim di PPS (Perumahan Permata Suci) yang berinisial W anak kelas VII E. Pada hari senin paginya diurus oleh budenya anak kamar Bahauddin An-Naqsabandi (Yang diajak nyelimput) ke kantor MTs agar santri yang berinisial M.A.M bisa ikut ujian, akan tetapi anaknya malah tidak ikut.

Pada hari Senin-Selasa Mr. M.A.M nyelimput sendiri. Sebelum nyelimput tasnya dibawakan lagi oleh temannya anak kampung berinisial W. Saat kembali ia (M.A.M) membawa uang 300 ribu rupiah (anaknya mengatakan uang tersebut dari rumah akan tetapi orangtuanya mengatakan anaknya tidak pulang).

Pada hari Rabu-Minggu M.A.M nyelimput dan tidak diketahui keberadaan. Ia nyelimput keluar ikut salah satu wali santri (ayahnya Rojib Fadli kelas VII E). Pada hari jum’atnya kebetulan ia disambang oleh kedua orangtuanya akan tetapi kedua orangtuanya tidak dapat menemukan ia di pondok, sehingga pada hari sabtunya kedua orangtuanya berniat untuk melaporkan hal ini kepada polisi.

Keterangan tambahan, bahwa pada hari selasa pagi anaknya membawa uang 100 ribu rupiah dan mentraktir temannya. Pada hari selasa malam ia membawa uang 100 ribu rupiah untuk potong rambut dan mentraktir temannya. Temannya mengatakan bahwa ia menggunakan uang SPPnya untuk dibuat jajan.

Pada hari Minggu malam (06/12), semua yang dirasa bersangkutan dalam hal hilangnya M.A.M kedatangannya ke kantor keamanan pondok untuk membahas hal tersebut. Ditengah pembahasan hilangnya M.A.M, Ust. Abdur Rozaq mendapatkan pemberitahuan pesan singkat dari orangtua bersangkutan bahwasannya M.A.M telah berada dirumah. Sehingga semuanya pun menjadi lega atas kabar tersebut.

Disinyalir bahwa M.A.M nyelimput dikarenakan tidak kerasan ataupun sudah tidak sabar untuk liburan yang pasti hanya dirinya dan Allah-lah SWT yang tahu. 

Terakhir, Ust. Alamul Huda Ber-harap kejadian ini dapat dijadikan pelajaran bagi yang lainnya agar hal semacam ini tidak terulang kembali karna dapat mengsusahkan berbagai pihak terutama orangtua yang pasti akan sangat khawatir, kalian tidak mau membuat kedua orangtua kalian khawatirkan? Makanya jangan ditiru, ok! 

Persiapan Komplek Dan Kamar Dalam Menghadapi Rabu Wekasan

Kemarin (7/12) sebelum perayaan Rabu Wekasan tiba, perwakilan reporter Duta Al-Sighor mewancarai ketua komplek Al-Sighor dan perwakilan pengurus kamar perihal persiapan komplekdan kamar dalam menghadapi Rabu Wekasan yang akan jatuh pada hari rabu besok (9/12).

Ust. Alamul Huda, ketika diwawancarai oleh reporter Duta Al-Sighor

Ust. Alamul Huda menjelaskan bahwasanya seperti tahun-tahun terdahulu persiapan komplek dalam menghadapi Rabu Wekasan ini adalah dengan mengunci setiap kamar yang ada dan bagi kamar yang kuncinya hilang akan di patek (dipaku,red). 

Jadi tidak boleh ada kamar saat perayaan Rabu Wekasan dimulai baik santri maupun pengurus kamar. Hal ini untuk mengantisipasi adanya kasus kehilangan (pencurian) dan juga dari pihak komplek (pengurus harian) menghimbau kepada seluruh jajaran pengurus kamar komplek Al-Sighor untuk memberikan uang saku kepada setiap anak kamarnya tidak lebih dari 30 ribu dengan perincian 5 ribu untuk membeli kartu perizinan keluar dan 25 ribu untuk jajannya santri. Hal ini untuk mengantisipasi kehilangan yang besar jika memang terjadi kehilangan, dikarnakan saat Rabu Wekasan sangat rawan sekali kehilangan, apalagi untuk tingkat santri Tsanawiyah kelas 1 yang nota-benenya masih belum bisa menjaga diri dengan baik, oleh karna itu komplek menekankann kepada setiap pengurus kamar komplek Al-Sighor untuk memberikan uang saku sesuai nominal yang telah menjadi kesepakatan bersama.

Ust. Hanif, ketika diwawancarai oleh reporter Duta Al-Sighor 

Kamarpun mempunyai persiapan-persiapan, yang mana tidak jauh dari persiapannya komplek. Hanya saja kamar memerintahkan untuk seiap anggota kamarnya untuk mengunci kotaknya saat nanti keluar Rabu Wekasan, bagi kota yang tidak mempunyai kunci wajib dibelikan. Jika tidak, maka tidak ada cara lain selain di patek (dipaku, red).

Diharapkan dengan adanya persiapan-persiapan seperti itu dapat memperkecil kemungkinan terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan selama perayaan Rabu Wekasan di desa Suci ini.

Ro'an Bersama


Pada hari jum’at lalu (04/12) seluruh jajaran pengurus Al-Sighor dan barisan santri-santri Al-Sighor dengan kompak melaksanakan ro’an (bersih-bersih) kedua yang mana dikoordinatori oleh pengurus departemen kebersihan untuk meratakan dan membersihkan lapangan yang berada didepan komplek Al-Sighor bekas bangunan dapur lawas. 

Kegiatan ini dilaksanakan dalamrangka melaksanakan program kerja komplek, departemen kebersihan dan juga untuk menumbuhkan rasa kekompakan antar pengurus dan santri yang mana dapat memunculkan rasa persatuan dan kesatuan. Tujuan lainnya agar lapangan bekas bangunan dapur lawas tersebut bisa dimanfaatkan kembali seperti dibuat lapangan futsal kedua komplek Al-Sighor dan kegiatan yang lainnya, tidak seperti sekarang yang mana terbengkalai tidak digunakan.

Dari hasil pengamatan, kegiatan ro’an lapangan bekas bangunan dapur lawas ini dimungkinkan akan selesai pada kegiata ro’an ketiga yang mana tanggal pelaksanaannya masih belum diketahui menunggu musyawarah berikutnya.

Sebagian dokumentasi saat kegiatan ro'an berlangsung:
 











Sejarah SIngkat Duta Al-Sighor

Kemarin (29/11) perwakilan reporter Duta Al-Sighor melakukan wawancara terhadap Ust. Ahmada selaku pengurus senior komplek Al-Sighor yang sekarang sudah dikirim untuk mengabdi di Benjeng. Meski telah dikirim ke Benjeng, beliau masih tetap menyempatkan waktunya untuk mengunjungi pondok terutama kamar Abdul Qodir Al-Jaelan tempat mengabdi beliau pertama kali. Beliau adalah sosok yang sangat berpengaruh di komplek Al-Sighor.

Mengenai sejarah Duta Al-Sighor, beliau menceritakan bahwasanya Duta Al-Sighor itu berdiri pada tanggal 11 september 2011 yang mana tujuan Duta Al-Sighor didirikan adalah ingin menyaingi MAMBAST POST. Tujuan mambast post adalah membuat media untuk seluruh santri Mambaus Sholihin, sedangkan tujuan Duta Al-Sighor adalah untuk membuat media penyampai berita khusus untuk santri Al-Sighor.

Efek berdirinya duta al sighor yang paling menonjol adalah semangat santri al sighor dalam mengisi kuis, dan kuis yang paling di sukai santri Al-Sighor adalah TTS (teka-teki silang, red). Mereka Sangat semangat dan antusias sekali di kala mengisi TTS yag diadakan oleh Duta Al-Sighor.

Seperti sebuah organisasi yang lain, Duta Al-sighor pun memiliki beberapa kendala dalam menunjukkan eksistensinya (keberadaannya), yang paling vital adalah percetakannya, karena proses percetakannya harus dilakukan di kantor 'AMM ataupun kantor DINIYAH dan hal tersebut yang membuat berjalannya Duta Al-Sighor sedikit terhambat.

Terakhirnya, Beliau Ust. Ahmada berharap terhadap Duta Al-Sighor supaya bisa terus menjaga eksistensinya (keberadaannya) dari generasi ke generasi dan beliau akan selalu mendukung apa-apa yang berkaitan tentang Duta Al-Sighor, dan yang terakhir, beliau menginginkan agar Duta Al-Sighor mempunyai inventaris dan perlengkapan sendiri, seperti: kamera dan lain-lain.


Back To Top