Penantianku (cerpen)

Sebut saja namaku Dimas Agung Prasetya, aku biasa dipanggil Dimas, aku mondok dipondok MBS dan aku sedang menanti hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh para santri, tapi sebelum itu aku harus menghadapi beberapa ujian. Yang pertama ujian lisan & dilanjutkan ujian tulis, awalnya aku menganggap ini biasa, tapi ketika ujian lisan pertamaku, hatiku berdebar, membuat jawaban pertamaku salah, aku menarik nafas dan jawabanku selanjutnya benar. Aku tetap bangga meski nilaiku tidak sempurna. Selanjutnya aku belajar dengan giat, karna dulu kepala sekolah mengumumkan bahwa akan ada hadiah bagi siswa teladan se-Mts, tak disangka ujian sudah mulai ku lewati.

Hari esok adalah ujian kedua yaitu ujian tulis, tiba-tiba kepalaku pusing dan badanku terasa panas, semangatku mulai menurun, hatiku menjadi sedih pikirku “Aku tidak akan mungkin bisa menjadi pelajar teladan”. Tapi aku berpikir lagi “Meski tidak menjadi pelajar teladan yang penting aku bisa me mbanggakan orangtuaku”. Kemudian aku belajar meski dengan keadaan sakit dan semangat turun. Tak kusangka!!!, Keesokan harinya badanku sudah fit kembali, karna aku ujian pada gelobang 3, sebelum ujian aku belajar lagi dan lagi. Tak terasa... Ujian tulis mulai mendekati pertengahan. Ujian besok adalah mata pelajaran umum, maka aku harus belajar lebih keras. Pelajaran umum mempunyai waktu yang lebih sedikit dari pada pelajaran agama.

Akhirnya... Aku telah melewati ujian panjang mulai dari ujian lisan sampai ujian tulis yang menjungkir-balikkan otak. Kini hari yang ku tunggu-tunggu akan segera datang, aku semakin tidak sabar. Tapi!!! Sebelum hari itu datang, aku harus menghadapi hal yang paling dibenci oleh para santri yakni pemerik-saan rambut. Aku sangat khawatir akanhal itu, karena rambutku agak panjang, ternyata aku kena 2x petalan dan itu membuat hatiku lega.

“1 minggu lagi...!!! Ye...” Sorak hatiku, karna memang hari yang kutunggu akan datang 1 minggu lagi. Aku semakin bosan berada dipondok karna kegiatan pondok semakin sedikit.
1 hari sebelum hari yang kunanti...

Ketua komplek mengumpulkan anggota kamarku dikantor dan ternyata tujuannya adalah untuk renungan, malam itu aku merenungi dan menyesali kesalahanku
Hore..!!!, Hatiku berdebar, hatiku bersorak, aku semakin tidak sabar karna hari ini adalah hari pulang, hari yang sangat kunantikan dari hari-hari yang lainnya. Sambil menunggu sambangan orangtua, aku mengisi waktuku dengan bermain sepak bola.

Tak lama kemudian orangtuaku datang dan membawakanku makanan kesukaanku. Setelah lama menunggu acara haflah dan temu wali santri, kini saatnya pembagian raport dan aku tidak menyangka kepala sekolah mengumumkan “Pelajar teldan tahun pelajaran 2015-2016 adalah Dimas Agung Prasetya...” Hatiku bersorak kegirangan dan berkata “Akhirnya aku bisa membanggakan orangtuaku”, orangtuaku mengajakku pulang dan berkata “ engkau sudah bekerja keras nak…!!!


Labels: Cerpen

Thanks for reading Penantianku (cerpen). Please share...!

Comments
0 Comments

0 Comment for "Penantianku (cerpen)"

Back To Top